Ready to Capture Your Attention
Exceptional New Camera Phone

16 MP Revolution Front Camera

0.2s Touch Screen

4 GB RAM + 64 GB ROM

VOOC Flash Charge

Meet the Photographer



dr. Ida Bagus Andi Sucirta, A.FPSI**, EFIAP

Fotografer otodidak yang serius menekuni fotografi sejak tahun 2004. Berbasis di Bali, Andi mengambil spesialisasi fotografi dokumenter, travel dan fine art. Selain memotret, Andi juga sering menjadi pembicara fotografi dan juri lomba foto. Menulis dan menjadi kontributor foto untuk beberapa majalah juga dilakoninya sejak tahun 2007. Puluhan penghargaan lomba foto nasional dan internasional juga telah diraihnya. Saat ini Andi juga mengajar fotografi dan sedang menekuni riset foto etnografi dari berbagai publikasi tentang Bali masa lampau dan masa kini. Profil selengkapnya bisa dilihat di: www.andisucirta.com

Rasyid "acid" Ridha

Rasyid Ridha menggemari fotografi sejak bangku SMP. Ia mulai serius menekuni fotografi sejak tahun 1992. Pria yang akrab disapa "Acid" ini, kuliah di Institut Teknologi Nasional, Bandung. Semasa di Bandung pula lah, Rasyid sempat Aktif di Perhimpunan Amatir Foto (PAF), hingga selesai kuliah. Setelah selesai kuliah, Rasyid memutuskan kembali ke Banjarmasin dan menjadikan fotografi sebagai profesinya. Saat ini, selain sebagai Mitra MFI (Masyarakat Fotografi Indonesia), juga menjabat sebagai ketua Asosiasi Profesi Fotografi Indonesia (APFI) pengda Kalimantan Selatan.

Yusuf Ahmad

Yusuf Ahmad, fotografer Freelance, mengawali karier sebagai jurnalis foto di Harian Fajar tahun 1999-2003. Sebagai redaktur foto Tribun Timur 2004 hingga 2007. Lalu hijrah ke Reuters dari 2003 . Menjadi Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) Makassar 2003-2007. Tahun 2007 menjalani pendidikan untuk Liputan Daerah konflik dan Perang di Thailand. Meraih lebih dari 30 penghargaan fotografi tingkat nasional dan internasional. Buku Kumpulan Foto pertama “Potret Ekologi Belahan Indonesia Timur” yang diterbitkan oleh Pusat Pengelolaan Ekoregion Sulawesi, Maluku, papua, Kementrian Lingkungan Hidup, 2011. Kemudian 2013 Buku Kumpulan Foto “Semangat Tanpa Batas, Desa Bercerita” yang diterbitkan oleh Acces (salah satu lembaga dibawah naungan Ausaid). Tahun terakhir 2015 kumpulan karya Foto"Yang Tangguh". Instruktur Fotografi dan Menjadi Dosen Luar Biasa (LB) untuk mata kuliah fotografi dan foto jurnalistik di Universitas Hasanuddin, Universitas Muslim Indonesia dan Universitas Muhammadiyah Makassar. Sejumlah karyanya pernah dimuat, dan beberapa media nasional dan internasional lainnya.


Ferdy Siregar

Ferdy Siregar mulai menekuni fotografi sejak 1996. Karirnya diawali pada tahun 2000 ketika ia bergabung dengan Harian Analisa, Medan. Sering mengikuti workshop dan seminar tentang foto jurnalistik membawanya memenangkan beberapa kompetisi lokal baik lokal maupun nasiunal. Salah satunya sebagai peraih Medali Emas di Salon Foto Indonesia 2002, di Semarang. Ketertarikannya pada dunia fotografi juga membuat Ferdy dipercaya oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIK-P), Medan, untuk mengajar mata kuliah fotografi jurnalistik. Ferdy juga pernah mengajar di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Medan. Foto-fotonya sudah dipamerkan baik di Medan maupun pameran bersama di beberapa kota di Indonesia. Pameran foto "Sinabung-Kelud Calling" adalah salah satu pameran yang pernah diikuti Ferdy. Pameran ini sendiri berlangsung di Jakarta, Medan, dan Surabaya.

Mamuk Ismuntoro

Mamuk Ismuntoro saat ini bekerja sebagai Freelance Photojournalist selain melakukan pemotretan komersial. Founder Matanesia Community ini pernah bekerja untuk Surabaya Post, Radar Surabaya dan Suara Surabaya Media. Foto-fotonya pernah dimuat di Forbes Indonesia, Terra Matter, Asian Geo dan One World. Literasi visualnya diterbitkan di beberapa penerbitan seperti proyek buku tentang Surabaya kerjasama dengan Pusat Kebudayaan Prancis Surabaya pada 2004, buku Candi Indonesia ( Seri Jawa ) Dirjen Kebudayaan. Buku fotonya “Tanah Yang Hilang” ( 2014 ) telah dipamerkan d festival buku foto di Melbourne dan Frankfurt.


Senyum Untuk Indonesia